Siapa, sih, yang nggak kenal sama Kang Yo Han? Seorang hakim yang enggak segan-segan memberikan hukuman tanpa ampun untuk para kriminal, sampai-sampai dirinya dijuluki sebagai The Devil Judge. Lho? Terus, sejak kapan Kang Yo Han berganti karier jadi seorang ahli marketing?
Drama dengan rating tinggi ini diperankan oleh aktor dan aktris papan atas seperti Ji Sung (Kang Yo Han), Kim Min Jung (Jung Sun Ah), Jinyoung GOT7 (Kim Ga On), dan Park Gyu Young (Yoon Soo Hyun). Setelah rampungnya The Devil Judge kemarin, banyak pelajaran hidup berharga yang dapat kita ambil dari drama 16 episode ini. Namun, kejeniusan The Devil Judge tidak hanya berhenti di situ, girls! Kemampuan Kang Yo Han dan semua kru yang bekerja di balik layar dalam menyukseskan Live Court Show patut diacungi jempol, lho!
Dalam marketing, agar bisnismu bisa viral dan diperbincangkan orang-orang, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pesan yang ingin kamu sampaikan harus mudah diingat oleh orang banyak. Jika pada hal mendasar seperti ini tidak diperhatikan, bagaimana orang-orang bisa tertarik untuk menyebarkan dan menjadikannya viral, kan?
Kerennya, acara Live Court Show yang menayangkan persidangan secara langsung ke seluruh negeri ini langsung viral sejak pertama kali tayang! Nah, kamu bisa, lho, mengimplementasikan trik yang digunakan Live Court Show untuk membuat pesanmu diingat banyak orang!
Yuk, kita simak 5 Trik Marketing dari The Devil Judge yang bisa kamu tiru!
1. Sesuatu Yang Sangat Dibutuhkan Masyarakat
The Devil Judge memiliki latar yang unik, yaitu di sebuah distopia di mana Korea Selatan baru saja melewati serangan pandemi. Masyarakatnya hidup penuh penderitaan dan pemimpinnya hanyalah orang-orang serakah yang tidak bisa dipercaya. Mirisnya lagi, sudah banyak kriminal yang dibebaskan atau divonis dengan sanksi yang ringan oleh pengadilan dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal.
Masyarakat Korea Selatan yang saat itu dilanda amarah atas ketidakadilan dan penderitaan sangat membutuhkan sesuatu untuk meluapkan amarah mereka. Karena ini lah ide pembuatan Live Court Show sangat brilian. Dipimpin oleh sang hakim iblis, kemarahan masyarakat pun tersalurkan dengan sanksi-sanksi berat yang diberikan oleh Kang Yo Han. Selain itu, mereka pun bisa turut memberikan suara untuk pengambilan keputusan di pengadilan sehingga secara tidak langsung mereka menghukum sendiri kriminal-kriminal yang berada di meja hijau. Tentunya, sesuatu yang dibutuhkan pasti akan mudah diingat. Oleh karena itu, masyarakat dari segala kalangan turut meramaikan acara tersebut.
Kita bisa merefleksikan ini dengan melihat platform Google Meet. Awalnya, Google Meet diluncurkan pada tahun 2017 dengan kapasitas peserta yang hanya 30. Namun, mereka sadar akan kebutuhan masyarakat pada saat pandemi sehingga mereka kembali mengembangkan platform-nya pada tahun 2020. Jumlah penggunanya pun berkembang pesat dan sekarang menjadi salah satu platform video conference paling sukses.
2. Latar Belakang Yang Membuat Orang Bersimpati
Selain gelar hakim iblisnya, Kang Yo Han juga memiliki masa lalu yang membuat masyarakat bersimpati dan semakin mengidolakan sosoknya. Yo Han adalah korban yang selamat dari tragedi kebakaran gereja yang menewaskan sang kakak dan istrinya. Tak sampai di situ, asisten hakimnya, Kim Ga On, juga memiliki masa lalu yang membuat penonton mau tak mau ikut bersimpati. Simpati yang mereka dapatkan dari masyarakat membuat image mereka semakin kuat dan diingat orang.
Namun, tidak hanya perasaan simpati yang bisa menguntungkan bisnismu. Kamu bisa memancing emosi-emosi lain seperti kegelisahan dan amarah karena tujuan utamanya adalah untuk membuat orang lain peduli dan ingat akan hal yang kamu sampaikan. Karena sejatinya, semakin kuat emosi yang orang rasakan, semakin pedulilah mereka. Dan semakin peduli orang, semakin melekatlah pesanmu di otak mereka.
3. Buat Orang Penasaran
Mengapa penonton Live Court Show tidak pernah bosan? Kang Yo Han always, I mean, always keeps everyone on the edge of their seat! Yo Han menetapkan suasana Live Court Show dengan memberikan vonis hukuman 235 tahun penjara untuk kasus pertamanya. Namun, tidak terhenti sampai situ, di kasus selanjutnya, Yo Han kembali mengejutkan semua orang dengan menayangkan kasus anak dari salah satu menteri Korea yang diberikan hukuman cambuk sebanyak 30 kali.
Layaknya acara Masterchef atau The Voice yang membuat orang tidak sabar untuk tahu siapa yang tereliminasi, Live Court Show membuat penonton ingin terus lanjut untuk mengetahui hukuman aneh macam apa yang akan diberikan kepada terdakwa. Dengan membuat orang penasaran dan menginginkan jawaban, mereka akan mengingat dan terus menantikan konten-konten kita.
4. Show Not Tell
Kang Yo Han kerap menunjukkan bukti-bukti konkret yang membuat para penontonnya langsung paham akan hal yang ingin dia sampaikan. Misalnya, pada saat kasus pencemaran air, Yo Han menyuruh seorang saksi dokter untuk minum setelah memberikan testimoni kalau air sungai yang tercemar aman untuk diminum. Saat dokter itu minum, Yo Han langsung berkata, “Tunggu, kamu yakin air itu tidak tertukar dengan sampel air sungai?” Kontan dokter itu memuntahkan airnya. Dengan ini, masyarakat bisa menilai sendiri kalau sang saksi berbohong.
Jika diimplementasikan ke kehidupan nyata, dalam menyampaikan pesan, diperlukan approach yang simple. Hindari juga kata-kata yang terlalu technical agar bisa dimengerti orang awam. Kamu harus membuat orang mampu memvisualisasikan pesan kamu agar bisa diingat. Misalnya, ada iklan yang mengatakan kalau produk mereka sangat kecil dan compact, bisa ditaruh di saku celana sekali pun. Lebih mudah diingat mana dengan iklan yang langsung menunjukkan produk itu di dalam kantong celana? Pastinya yang kedua dong!
5. Buat Orang Ingin Ikutan
Ada idiom yang namanya monkey see, monkey do—bukan menyamakan kita semua dengan monyet, ya, pastinya! Maksudnya adalah ketika kita melihat seseorang melakukan suatu hal, kita kemungkinan besar akan tergerak untuk ikut melakukannya. Untuk para penonton setia The Devil Judge, pasti tau, dong, kalau ada polling yang bisa masyarakat pilih dari aplikasi DIKE. Polling ini bertujuan agar pengadilan dapat mengukur seberapa layak terdakwa untuk dihukum. Dengan adanya penghitungan dan statistik yang disiarkan secara live, masyarakat yang tadinya tidak berminat untuk ikut voting pun cenderung akan ikutan. Apalagi ketika sadar kalau dengan hanya memencet tombol, mereka bisa ikut berpartisipasi dalam pengadilan. Tanpa disiarkannya statistik, jumlah suara mungkin tidak akan sebesar jumlah suara saat ini, lho. Kerennya lagi, kita melakukan ini tanpa sadar! Contohnya yang terdekat dari kita adalah ketika produk memiliki label best-selling atau most popular. Kita tanpa sadar akan cenderung memilih produk dengan embel-embel paling laku!
Itu, girls, 5 trik marketing yang bisa kamu ambil dari Kang Yo Han dan Live Court Show! Kaget, nggak, nih? Kok bisa, drama yang latar belakangnya hukum punya background marketing yang sangat kental? Semoga kamu bisa mengimplementasikan trik-trik ini untuk meningkatkan brand awareness-mu! Jangan lupa tonton episode terakhir The Devil Judge sekarang, dijamin nggak nyesel!