Kalau kamu blogger atau praktisi SEO, strategi apa yang kamu terapkan untuk mengoptimalkan websitemu? Apakah kamu melakukan keyword research sebelum menulis konten agar tulisanmu relevan dengan pembaca? Atau justru melakukan link spam dengan menyebarkan link websitemu pada website orang lain secara acak?
Nah, sebelum menentukan strategi apa yang akan kamu gunakan, yuk berkenalan lebih dulu dengan white hat dan black hat SEO agar kamu bisa lebih berhati-hati dalam menerapkan strategi yang tepat dan tidak merugikan bisnismu.
Apa itu white hat dan black hat SEO?
Jika kamu pernah mendengar kalimat “buatlah konten untuk manusia”. Nah, itu merupakan salah satu praktik white hat SEO yang mengutamakan dan berfokus pada kualitas user experience. White hat banyak menerapkan praktik-praktik organik yang tentunya diridhoi oleh Google.
Sementara itu, black hat adalah kontradiksinya. Taktik black hat atau bisa disebut juga sebagai ‘jalan ninja’ menuju ranking satu SERP (Search Engine Result Pages), dalam praktiknya banyak menyalahi aturan yang dibuat oleh Google.
Dibandingkan berfokus pada UX (User Experience), black hat justru mengandalkan manipulasi dan memanfaatkan celah pada algoritma Google agar bisa berada di peringkat teratas pada hasil pencarian.
Hm tunggu deh, reputasi black hat negatif gini apa ada yang pakai? Ada, banyak. Umumnya penerapan SEO dengan menggunakan strategi white hat atau organik cukup memakan banyak waktu dan tenaga. Butuh waktu 3-6 bulan agar website bisa tampil secara optimal dan muncul di halaman pertama Google.
Berdasarkan alasan inilah banyak orang yang gak sabar dan menginginkan hasil instan sehingga mereka melakukan praktik-praktik black hat yang terlarang.
Strategi SEO mu termasuk dalam kategori yang mana nih?
Untuk menerapkan strategi yang tepat, kamu perlu mengetahui praktik apa aja sih yang termasuk dalam kategori black hat dan kategori white hat?
Strategi Black Hat:
- Keyword Stuffing : Jika kamu mengulang-ulang keyword secara berlebihan dalam tulisanmu, artinya kamu melakukan keyword stuffing. Penggunaan keyword yang berlebihan ini bisa membuat pembaca gak nyaman loh dan tentunya hal ini akan dianggap spam oleh Google.
- Hidden Text : Sama seperti keyword stuffing, bedanya kamu berusaha menyembunyikan keyword yang kamu ulang terus menerus dengan cara menyamarkan warna textnya menyerupai background website. Kamu mungkin bisa menipu user, tapi Google tetap bisa mendeteksinya.
- Duplicate & Steal Content : Ketika menjelajah, seringkali kita menemukan konten dengan format yang sama persis. Jika ditemukan kasus seperti ini, Google akan menandainya sebagai plagiarism. That’s why, penting untuk kamu menjaga keaslian dan keunikan tulisanmu.
- Link Farm : Sebaiknya kamu dan temanmu berhenti menautkan link satu sama lain di website masing-masing secara berlebihan, karena Google akan menganggapnya sebagai spam link. Begitupula dengan menyebarkan link websitemu pada website orang lain secara random, padahal konten yang dimiliki gak relevan.
Strategi White Hat:
- High-Quality Content: Agar bisa menyajikan konten yang berkualitas tinggi untuk pembaca, kamu harus walk in your audience’s shoes. Yaitu dengan melakukan keyword research dan mencari tahu apa sih yang target audience kamu cari, keyword seperti apa yang mereka gunakan, dan konten seperti apa yang ingin mereka konsumsi. Sajikan konten yang akan membuat pembacamu “aha, ini dia informasi yang aku cari!” atau “wah, informasi ini membantu banget”.
- Optimize On-Page SEO: Konten dengan high-quality aja gak cukup nih, kamu juga harus memperhatikan kemudahan audience dalam mengakses website. Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah meta description untuk memberikan ekspektasi yang tepat kepada pembaca terkait isi artikel, alt tag images, internal link agar pembaca mudah mencari informasi yang relevan, URL harus human-readable, page speed, last but not least kamu harus menerapkan dasar stuktur HTML .
- Membangun Online Relationship: Untuk membangun online networking, bergabunglah dengan komunitas yang relevan. Selain bisa bertukar wawasan, kamu juga bisa loh sesekali mempromosikan kontenmu.
Tips yang harus diperhatikan saat membuat strategi SEO
Sebelumnya kita sudah mengetahui, strategi apa saja yang termasuk dalam white hat dan begitupun sebaliknya. Dilansir dari Moz, berikut beberapa tips yang bisa membantu kamu dalam memetakan strategi SEO yang tepat:
- Apakah strategi yang kamu tuju high-value atau low value?
Strategi yang low-value biasanya berupa spam dan purely hanya bertujuan untuk meningkatkan SEO tanpa memperhatikan kenyamanan user. Salah satu strategi yang bernilai rendah adalah link spam dan keyword stuffing.
Memang sih strategi low-value cenderung murah, tetapi juga gak akan bertahan lama. Perlu diingat bahwa strategi tersebut gak memiliki pengaruh dalam jangka panjang. So, sekali kamu gagal, kamu harus memulainya lagi dari nol.
- Apakah strategimu bersifat long-term atau short-term?
Kamu mungkin menginginkan hasil dalam waktu yang singkat sehingga kamu menggunakan strategi yang instan dan low-value. Meskipun Google gak menegur kamu, tetapi strategi seperti ini cenderung cepat memudar karena berbanding terbalik dengan kenyamanan user. So, kamu akan terus terjebak dalam siklus low-value ini.
Sementara, jika kamu berfokus untuk menginvestasikan waktu dan tenaga dalam membangun website dengan mengikuti kaidah-kaidah SEO Google. Maka, hasilnya pun akan worth the wait dan tentunya bersifat long-term.
- Seberapa besar resiko yang bisa kamu tanggung?
Terdapat dua resiko jika kamu mengupayakan strategi yang cenderung melanggar aturan Google, yaitu website kamu mengalami penurunan peringkat karena Google mengupdate algoritmanya atau kamu dihukum secara manual dan websitemu hilang dari SERP. Apakah kamu sanggup menanggung salah satu atau bahkan kedua resiko ini?
Nah girls, dengan mengetahui white hat dan black hat SEO kamu jadi tahu langkah apa yang sebaiknya kamu ambil untuk mengoptimalkan SEO yang tentunya juga memberikan dampak positif pada websitemu.
Aku tim white hat seo yang selalu sabar menunggu 😀